4 Pelajaran Hidup dari Novel 90 Hari Mencari Suami, Khususnya untuk para Jomblo!

4 Pelajaran Hidup dari Novel 90 Hari Mencari Suami, Khususnya untuk Para Jomblo!

Novel 90 Hari Mencari Suami adalah novel pertama bergenre chicklit dari Ken Terate yang sebelumnya lebih banyak menulis novel teenlit. Novel ini pertama kalinya termuat dalam Wattpad sebelum akhirnya diterbitkan oleh penerbit Gramedia.

Berkisah tentang Eli yang resmi berusia 30 tahun. Akan tetapi mimpi-mimpinya tentang “sukses sebelum 30 tahun” pudar seketika sebab pada usia itu dia belum menikah, tidak punya pacar dan karir yang stuck begitu saja.

4 Pelajaran Hidup dari Novel 90 Hari Mencari Suami, Khususnya untuk Para Jomblo!

Bahkan Eli harus dilangkahi adiknya untuk menikah, yang mana dalam mitos kebudayaan Jawa itu adalah sebuah malapetaka. Nah, dari novel 90 Hari Mencari Suami ada beberapa pelajaran hidup yang bisa kamu petik, yaitu:

1. Pandai-pandailah Mengelola Keuangan

Novel ini juga menggambarkan kehidupan Eli di Jakarta yang mana bekerja di sebuah perusahaan event organizer (EO) Glow Event Company. Gaji eli bisa digolongkan lumayan besar, sayangnya sampai akhir ketika Eli memutuskan untuk resign dari pekerjaan tersebut Eli sama sekali tidak memiliki tabungan.

Uangnya dikemanakan? Dibelanjakan barang-barang branded khususnya sepatu dan tas. Ditambah lagi, Eli adalah sosok yang sangat mengagumi sepatu dan menganggapnya sebagai sebuah mahakarya seni.

Bahkan diceritakan pula apabila hati Eli sedang suntuk baik karena pekerjaan maupun berita pernikahan Alisa sang adek, Eli melampiaskan ke belanja online. Huh, sangat implusif ya! Siapa nih yang biasanya kayak gitu?

Coba di-stop pelan-pelan, ya! Belanjalah seperlunya dan jangan menjadikan belajar sebagai rutinitas untuk mengembalikan mood, padahal barangnya tidak begitu diperlukan. Jangan sampai kayak Eli, nih yang mana barang-barang tersebut hanya dibeli tapi tidak digunakan!

2. Jangan Jadikan Alasan “Takut” untuk Menikah maupun Tidak Menikah

Pernikahan tentu saja menjadi topik yang dibahas di novel ini. Bisa dikatakan Eli kebelet nikah karena takut menyandang predikat jomblo selamanya karena dilangkahi Alisa sang adik.

Namun, perasaan takut tersebut jangan dijadikan alasan untuk segera menikah. Bukankah kasian dengan pasangan kita nanti kalau mereka hanya dijadikan tameng untuk menutupi ketakutan kita, bukan?

3. Menikah dan Hidup Bersama adalah Tentang Penerimaan

Dalam menjalin sebuah hubungan khususnya pernikahan kita harus bisa saling menerima pasangan kita. Menerima segala baik dan buruknya dan berkomitmen dalam penerimaan itu selamanya.

Dalam salah satu bab di novel ini ada seorang klien Eli yang memberikan nasihat tentang penerimaan ini. Namanya Pak Dion, di usia senjanya sang istri mengidap kanker serviks, dan karena hormon dan usia sang istri sering uring-uringan serta sering berkata kasar kepada Pak Dion. Mengejutkannya, Pak Dion ikhlas menerima semua itu.

Dan diketahui keikhlasan dan ketegaran Pak Dion menerima itu karena sang istri telah menerimanya kembali pula setelah perselingkuhan yang dilakukan Pak Dion. Menerima kembali! Menerima permintaan maaf Pak Dion yang terpuruk baik keuangan maupun mentalnya karena perselingkuhan!

4. Jodoh itu Kadang ada di Sekitar Kita

Terkadang orang terdekat kita itu jodoh kita, lho! Hihihi … ! Kayak Dimi dan Eli di novel 90 Hari Mencari Suami ini. Perjalanan penuh lika-liku Eli dari cari jodoh di tempat gym sampai main Tinder yang tentu saja tidak membuahkan hasil. Hahaha … !

Menyedihkan sekali! Eh, ternyata jodoh si Eli adalah Dimi yang notabenenya adalah sahabat Eli sedari kecil dan tetangganya sendiri!

Siapa tahu juga nih, buag kamu yang sedang cari jodoh, ternyata jodohmu itu temanmu sendiri. Pasang antena kuat-kuat supaya kamu menangkap sinyalnya nih!

Gimana? Dalam sebuah novel banyak memiliki hikmah yang bisa dipelajari juga bukan. Oh, iya seperti novel ini juga sudah dibuatkan seriesnya lho dengan judul yang sama berjumlah 10 episode. Keren, bukan? Mengawali proses di Wattpad lalu berhasil diterbitkan oleh penerbit mayor lalu beberapa tahun kemudian dijadikan series.

Nah, jika kamu ingin seperti itu atau paling tidak mendekati keberhasilan yang seperti itu dan kamu hobi menulis maka kamu bisa memulai mengawali karirmu menulis di platform online seperti Wattpad misalnya.

Atau jika sudah punya naskah yang telah rampung di Wattpad dan ingin naik level untuk bisa diterbitkan coba deh kirim naskahnya ke penerbit mayor contohnya di penerbit Lova, siapa tahu kamu bisa lolos seleksi. Tidak ada salahnya, kan untuk mencoba?

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *